NAMA :Muhammad Nursi Gito
NIM :D1511063
PRODI :Manajemen Administrasi / A

Rabu, 19 September 2012

KONSEP DIRI HUMAN RELATION

-->
KONSEP DIRI

Nama saya adalah Muhammad Nursi Gito, pangilan saya SIGIT. Sebelum saya masuk di uns, SMA saya adalah di MADRASAH ALIYAH AL-MUAYYAD Mangkuyudan Surakarta.

Tulisan ini saya buat sebagai tugas mata kuliah Human Relation. Dari sini saya akan bercerita bagai mana konsep diri saya dari mulai perkenalan siapa diri saya, kelebihan, kelemahan, alasan saya kuliah di UNS serta setelah saya lulus kuliah apa rencana saya selanjutnya untuk 3 tahun kedepan teman-teman wajib harus tahu.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Muhammad Nursi Gito. Asal dari Karanganyar. Saya sedang di jurusan Fakultas Ilmu sosial & Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, progam studi D3 Manajemen Administrasi. Yang saat ini sudah masuk duduk di semester 3. Hal ini sanga baik sekali dengan jurusan dulu waktu MADRASAH ALIYAH/MA dimana saya di jurusan IPS. Bila dilihat dari jurusan di FISIP ini materi pokok dasarnya yaitu mata kuliah IPS yang di pelajari. Setelah saya masuk di FISIP saya tahu kalau saya lebih nyaman dengan mata kuliah yang di ajarkan. Alasan saya masuk & ambil di jurusan D3 Manajemen Administrasi saya ingin menjadi seorang Wirausaha yang ahli di bidang Admnistrasi perusahaan/perkantorann ataupun instansi pemerintah yaitu sebagai pegawai negeri sipil.

Setiap manusia dicipitakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuia kodratnya, yaitu tak ada yang sempurna di dunia ini selain Yang Maha  Kuasa yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi suatu kekurangan itu bisa berubah menjadi kelabihan di mata orang lain.Langsung saja saya akan membahas bagaiaman apa Kelebihan & Kekurangan saya Menurut pendapat saya :

Kelebihan saya
1.  Percaya diri yaitu apabila tampil di muka umum mampu memimpin diri dengan baik walaupun masih agak grogi.
2.  Energi & stamina melimpah yang artinya mampu bekerja lama
3.  Bangga akan diri & penampilan dalam arti be your self yang apa adanya
4.  Senang sesuatu yang detail misalnya dalam suatu laporan saya mementingkan sesuatu data  yang       akurat dan lengkap
5.  saya menyukai perubahan,gagasan baru,dinamis & variasi serta fleksibel
6.  dalam urusan saya bersikap terbuka, ekspresif dan terlihat secara emosional
7. Saya senang ngaji karena latar belakang SMA saya adalah di Pondok pesantren.

Kelemahan Saya
1. Kurang berminat dengan kerja keras
2. Kurang aktif dalam suatu kelmpok, menjadi cadangan/biasa sebagai reserve
3. Mungkin terlalu mengandalkan emosi dan menerima sebagaiman adanya
4. Kurang menghargai otoritas
5. Terlalu mengabaikan otoritas sehingga mementingkan ide-idenya sendiri
6. Kurang otonom yang terlalu terikat pada aturan dan formalitas
7. Kurang sabar, tidak bisa diam & emosi sukar dibendung
8. Mudah bosan
Rencana Untuk 3 Tahun Kedepan.

Setelah saya dinyatakan lulus sah dari Universitas Sebelas Maret, tentunya saya akan bekerja tak mau merepotkan orang tua lagi, menurut saya inilah saatnya waktu yang tepat untuk membuktikan kepada orang orang tua dan tak mau mengecewakan orang tua. Karena Menyekolahkan/ membiayai dari Tk sampai kuliah itu bukan menghabiskan uang yang  sedikit,tak semua orang tua mampu menyekolahkan dan membiayainya.

Dengan bekal kemampuan yang saya miliki, Saya akan Mencari & melamar pekerjaan suatu perusahan / perhotelan. Setelah mempunyai pengalaman bekerja saya ingin mendaftarkan diri sebagai PNS di kota Karanganyar. Tidak cukup dari itu saya berwirausha sebagai pedagang Hasil Pertaniaan, dan membuka toko Mini market keperluan masyarakat di desa saya karna didesa saya karna belum banyak pertokoaan.

Sesudah saya mendapat pekerjaan saya akan melanjutkan studi ke S1 Administrasi Negara

Demikian konsepdiri saya semoga apa yang saya cita-citakan, segera terwujud untuk kesuksesan masa depan kelak. Tulisan ini sebagai acuan untuk saya lebih baik.
Amin.

MEMAHAMI KARAKTER ORANG LAIN

Menilai karakter orang lain itu lebih mudah dari pada mengenal diri sendiri. Mengenal & menilai seorang M.ABDUL AJIZ, sudah satu tahun setengah saya tahu dan kenal luki di kelas mapun di luar kegiatan kuliah. Meski tidak terlalu lama saya sedikit tahu bagai nmana watak & karakter dia selama aku kenal dia.

Menurut pendapat saya dari segi kelebihan dibanding orang lain, sosok yang orang yang Smart tekun dan ulet. Bertanggung jawab, Tidak merokok, dia adalah orang yang tidak mementingkan diri sendiri apabila ada teman yang minta bantuan ia tidak segan-segan membantunya. Terbuka orangnya dalam bentuk apapun.

 di dalam bergaul sama teman-teman dia adalah tipe orang yang mudah bergaul . Mudah panikan apabila ada masalah. Sedikit alay umumnya para remaja sekarng.

kekuranganya dia kurang tepat waktu maklum dia adalah juga alumni pondok pesantren maklum lah anak pndok dan dia kalau berbicara kadang-kadang sering mleca-mleco. Contohnya dia sedang di tempatnya si A tapi malah berkata si B. Kurang lebihnya begitu.

Cukup sekian saya menilai sosoknya apabila ada kesalahan itu datang dari saya. Mohon maaf kalau kata-kata saya kurang berkenan di hati anda saudara AJIZ.

Selasa, 11 September 2012

Pengertian imitasi,sugeesti,identifikasi,empati

1.    Imitasi

Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.

Imitasi merupakan proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain.

Sedangkan dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Imitasi  adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang

Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.

2.    Sugesti

Dalam suatu interaksi sosial melalui imitasi orang yang satu mengikut i sesuatu
di luar dirinya. Sedangkan dalam sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan, atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.


Suatu sugesti akan mudah terjadi apabila terjadi dalam hal- hal berikut:

- Kemampuan berpikir seseorang terhambat
Dalam proses sugesti biasanya orang yang dikenainya mengambil alih pandanganpandangan
dari orang lain tanpa memberikan pertimbangan kritik terlebih dahulu.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat,
misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan emosional.

- Keadaan pikiran yang terpecah-belah (disosiasi)
Sugesti mudah terjadi bila seseorang mengalami pikiran yang terpecah-belah.
Misalnya, jika seseorang sedang bingung, karena ia menghadapi kesulitan-kesulitan hidup yang kompleks. Dalam keadaan banyak utang, misalnya seseorang mudah
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.

- Otoritas
Sugesti akan mudah terjadi jika orang yang memberi sugesti atau pandangan itu
adalah orang yang memiliki otoritas atau kewibawaan di bidangnya. Misalnya,
seorang kyai yang berwibawa akan mudah diikuti pandangannya oleh
pengikutnya.Begitu juga seorang ahli dalam bidang tertentu akan mudah diterima
pandangannya, jika ia berbicara di bidangnya itu.

- Mayoritas
Seseorang seringkali cenderung untuk menerima ucapan atau pandangan orang atau
pihak lain, apabila pandangan itu didukung oleh sebagian besar (mayoritas)
golongan atau kelompoknya. Jika orang kebanyakan sudah menerima pandangan
itu, ia pun biasanya akan menyetujui pandangan tersebut.


3.    Identifikasi

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana.
Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah atau bahan itu ditempel kertas pengenal, misalnya panic ukuran 24,22,20 cm dan lain-lain.


4.    Empati

Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak (sesuai) untuk membantu. Konsep Empati terkait erat dengan rasa iba dan kasih sayang. Empati merupakan kemampuan mental untuk memahami dan berempati dengan orang lain, apakah orang diempati setuju atau tidak tetapi disini memiliki niat untuk membantu.

Dalam penelitian empati merupakan fenomena kompleks yang tidak memiliki definisi sederhana. Empati dipelajari dalam psikologi sosial, psikologi kognitif dan neuroscience. Empati adalah proses mental yang kompleks yang melibatkan
(1) apa yang dirasakan oleh orang lain (empati afektif)
(2) bagaimana menempatkan diri sebagai orang lain(empati kognitif), dan

(3) menjadi orang lain yang merasakan (diri sendiri / lainnya) (empati akurasi).

Ketiga mekanisme dianggap saling terkait dan tergantung satu sama lain maka empati pun terjadi. Dalam proses empati maka ada hubungan yang saling berinteraksi antara penularan emosi, pengambilan perspektif dan akurasi empati satu sama lain untuk menghasilkan respon adaptif sosial.

Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu Emphatia yang berarti gairah atau ketertarikan fisik yang mengacu pada kemampuan pikiran, emosi, niat dan ciri-ciri kepribadian dari orang lain dan memahami apa yang diinginkan.

Empati mencakup respon tersendiri terhadap perasaan orang lain, seperti rasa kasihan, kesedihan, rasa sakit. Empati memainkan peranan penting dalam berbagai bidang ilmu, kriminologi dari psikologi, fisiologi, pedagogi, filsafat, kedokteran dan psikiatri. Dalam empati terdapat rasa keterlibatan emosional seseorang dalam realitas yang mempengaruhi orang lain lain.

Beberapa studi menunjukkan adanya sifat-sifat yang berhubungan dengan empati pada beberapa hewan bukan manusia, seperti tikus atau primata lainnya. Dalam pengertian ini, bisa dijelaskan bahwa empati berasal dari mekanisme saraf dasar yang dikembangkan selama evolusi.

Keadaan empati, atau pemahaman empatik merupakan cara untuk memahami kerangka acuan internal lain dengan memaknai komponen emosional yang dikandungnya, seperti yang dirasakan orang lain, dengan kata lain, menempatkan diri di tempat lain, seperti "seolah-olah menjadi."

Seseorang bisa berempati dengan orang lain dengan cara memberikan kontribusi untuk memahami emosi orang lain dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Tanpa bicara empati pun bisa dipahami satu sama lain atau dengan ketidaksepakatan pun empati akan muncul. Empati bisa muncul dari pesan verbal dan non-verbal dalam 'membaca' atau pemahaman dari orang lain. Empati tidak sama dengan altruisme.

5.    Simpati

Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.

 Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.

Muhammad nursi gito/D1511063/3A